Memahami Tekanan Darah Rendah
Ketika darah mengalir lewat arteri, otomatis dinding arteri akan menerima tekanan. Tekanan ini yang menjadi ukuran kekuatan aliran darah atau yang sering kita sebut dengan tekanan darah.
Terdapat dua ukuran yang digunakan untuk mengukur tekanan darah, yakni tekanan sistolik (bilangan atas) dan tekanan diastolik (bilangan bawah). Dilansir dalam laman WebMD, tekanan darah normal memiliki ukuran berkisar antara <120 dan <80. Sedangkan hipotensi mempunyai tekanan darah di bawah 90/60.
Namun, sebenarnya, tekanan darah seseorang bisa berubah-ubah sepanjang hari. Hal itu tergantung pada posisi tubuh, irama pernapasan, tingkat stres, kondisi fisik, obat yang kamu minum, makanan dan minuman yang kamu konsumsi, dan waktu. Tekanan darah biasanya paling rendah di malam hari, lalu meningkat tajam saat bangun tidur.
Berbagai Penyebab Tekanan Darah Rendah
Melansir dari Mayo Clinic, ada beberapa faktor yang bisa menjadi penyebab tekanan darah rendah, yaitu:
- Kehamilan. Selama hamil, sistem peredaran darah meluas dengan cepat sehingga tekanan darah cenderung turun. Jangan khawatir, hal ini wajar terjadi dan biasanya akan kembali normal setelah ibu melahirkan.
- Masalah jantung. Beberapa kondisi jantung yang dapat menyebabkan tekanan darah rendah termasuk denyut jantung yang sangat rendah (bradikardia), masalah katup jantung, serangan jantung, dan gagal jantung.
- Masalah endokrin. Kondisi tiroid, seperti penyakit paratiroid, penyakit Addison, gula darah rendah (hipoglikemia) atau diabetes dapat memicu tekanan darah rendah.
- Dehidrasi. Ketika tubuh kehilangan lebih banyak air daripada yang dibutuhkan, kondisi ini dapat menyebabkan kelemahan, pusing, dan kelelahan. Demam, muntah, diare berat, konsumsi obat diuretik, dan olahraga berat adalah sejumlah faktor penyebab dehidrasi.
- Kehilangan darah. Kehilangan banyak darah akibat cedera besar atau pendarahan internal dapat mengurangi jumlah darah dalam tubuh sehingga menyebabkan penurunan tekanan darah yang parah.
- Infeksi berat (septikemia). Septikemia terjadi ketika infeksi dalam tubuh telah memasuki aliran darah. Kondisi ini dapat menyebabkan penurunan tekanan darah yang mengancam jiwa (syok septik).
- Anafilaksis. Anafilaksis adalah reaksi alergi parah dan berpotensi mengancam jiwa. Kondisi ini bisa disebabkan karena alergi makanan, obat-obatan tertentu, racun serangga, dan lateks. Anafilaksis dapat menyebabkan masalah pernapasan, gatal-gatal, gatal, tenggorokan bengkak, dan penurunan tekanan darah ekstrem.
- Kekurangan nutrisi dalam diet. Kekurangan vitamin B12 dan folat dapat mencegah tubuh memproduksi cukup sel darah merah (anemia) sehingga menyebabkan tekanan darah rendah.
Selain kondisi kesehatan di atas, beberapa obat tertentu juga bisa menyebabkan tekanan darah rendah. Obat-obat tersebut, antara lain:
- Pil air (diuretik), seperti furosemide dan hydrochlorothiazide.
- Penghambat alfa, seperti prazosin.
- Beta blocker.
- Obat untuk penyakit Parkinson.
- Jenis antidepresan tertentu, termasuk doxepin dan imipramine.
- Obat untuk disfungsi ereksi, terutama bila diminum dengan obat jantung nitrogliserin.
Bagaimana Cara Mengatasi Tekanan Darah Rendah?
Mengonsumsi makanan yang memiliki banyak kandungan garam menjadi cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi darah rendah karena yodium bisa menaikkan tekanan darah.
Dilansir dari Mayo Clinic, beberapa cara lain yang bisa dicoba untuk mengatasi tekanan darah rendah, yaitu:
- Ubah posisi dengan perlahan atau sebisa mungkin untuk tidak berdiri terlalu lama.
- Banyak minum air putih untuk meningkatkan volume darah dan mencegah dehidrasi.
- Tidur dengan menumpuk 2–3 bantal agar ketika bangun dan berdiri tidak mengalami penurunan tekanan darah secara drastis.
- Kurangi kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol.
- Meminum secangkir kopi di pagi hari juga bisa membantu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar